Kamis, 05 Januari 2012

Waspadai Memakai Jas Hujan Ponco yang Melambai dan Menghalangi Pandangan

13257623971861629102
Antara pemakai Jas hujan terusan (biru) dengan model sayap/ ponco (kuning)
Sore tadi, usai pulang kerja di tengah jalan turun hujan yang awalnya hanya rintiki-rintik. Namun ketika sudah setengah perjalanan menuju rumah, ternyata hujan turun tambah deras. Terpaksa saya pun harus menepikan laju kendaraan untuk bernaung di bawah sebuah ruko (rumah toko) bersama beberapa pengendara motor lainnya.
Kemudian, saya mengeluarkan jas hujan yang biasanya tersimpan dalam jok motor bebek. Ribet sih, mengingat jaraknya tinggal beberapa meter lagi, atau sekitar tiga tikungan menuju rumah. Namun karena saya enggan menunggu lama-lama, apalagi tadi sempat kehujanan dan kalau tidak segera mandi bisa sakit. Akhirnya saya pun memakai jas hujan, mulai dari kaki  hingga badan, kecuali kepala yang tertutup helm.
Tidak lama, seorang pengendara motor di samping saya berangkat setelah selesai memakai jas hujannya yang berwarna hijau metalik. Tapi tiba-tiba tidak begitu jauh, si pengendara itu menghentikan laju motornya dan tampak membuka paksa jas hujan yang dipakainya itu. Ternyata jas hujan terselip di jok sepeda motor yang ia kendarainya!
Untung si pengendara itu segera sadar untuk menghentikan kendaraannya, dan segera membuka bagasi motor yang terdapat di bawah jok. Lalu, seorang Bapak di belakang saya nyeletuk, “Untungnya dia belum jalan jauh, kalau ga bisa bahaya tuh.” Kemudian, dari arah sebelah Bapak yang tadi pun ikutan komentar, “Iya, padahal seharusnya sebelum berangkat di dudukin dulu jasnya, ntar takutnya kayak kejadian yang di koran itu tewas karena tercekik jas hujan yang dipakainya sendiri.”
Akhirnya saya pun segera meninggalkan ruko tempat berteduh tadi, dan kembali melanjutkan perjalanan pulang.
Sesampainya di rumah, karena masih terngiang percakapan dua orang yang sama-sama berteduh dengan saya tadi, langsung saja saya searching di google mengenai bahaya memakai jas hujan seperti model sayap, dan menemukan di situs Wartakota.co.id yang memuat kasus kecelakaan akibat pemakaian yang kurang benar hingga menyebabkan terjadinya kecelakaan hingga meninggal dunia. Dalam situs tersebut diceritakan bahwa bagian ujung dari jas hujan dari korban bernama Asep, masuk kedalam putaran roda hingga menjerat leher yang mengakibatkan terpental dari motornya. Waktu terjadinya kecelakaan saat bulan Oktober lalu di daerah Bogor.
Membayangkan kejadian seperti itu, saya pun menjadi ngeri sendiri, sebab meskipun di rumah ada jas hujan model terusan, yakni lengkap dengan celana, tapi terkadang sering memakai jas hujan model ponco yang mudah disimpan. Padahal, bahaya yang mengintai saat memakai jas hujan ponco sangat besar.
Untuk itu, kepada kawan Kompasianer, yang sering bepergian mengendarai sepeda motor di kala hujan:
- Usahakan untuk mencari tempat berteduh yang aman, apabila saat diperjalanan turun hujan deras.
- Sebaiknya kalau tidak bisa menunggu hujan reda karena memang ada keperluan yang darurat atau genting, kalau bisa untuk memakai jas hujan.
- Usahakan untuk tidak sekali-kali menerabas di tengah hujan tanpa memakai jas hujan atau apapun, sebab akan sangat rentan terjadi kecelakaan. Berhentilah sejenak daripada melanjutkan perjalanan namun dengan resiko yang tinggi.
- Tidak mengendarai kendaraan dengan kecepatan penuh saat turun hujan, lebih baik sekitar 40 km/ jam. Biar lambat asal selamat.
- Selalu menyediakan perlengkapan standar dalam bagasi sepeda motor, yakni salah satunya adalah jas hujan.
- Bijak memilih jas hujan, dari dua pilihan yang ada, antara model Ponco dan model Terusan. Kalau saya pribadi lebih menyukai model Terusan (lengkap dengan celana dan tudung kepala) sebab benar-benar melindungi tubuh dari hujan serta aman dipakai baik untuk kita maupun orang lain. Dan juga berkaca dari kasus kecelakaan yang terjadi.
Kelebihan Jas Hujan model Terusan:
1. Nyaman dipakai, karena terbukti melindungi sekujur tubuh.
2. Harga berbeda tipis, meski lebih mahal dibanding jas hujan model ponco namun keselamatan adalah nomer satu. Saat saya membelinya di pasar Senen sekitar rp 50.000 dibandingkan model Ponco yang hanya rp 30.000 tetapi beresiko tinggi.
3. Dapat lebih fokus untuk mengendara saat melewati hujan lebat.
Kekurangan Jas Hujan model Ponco:
1. Meski lebih mudah disimpan, karena kita tinggal melipat beberapa bagian dan meletakkan di bawah jok. Namun saat menggunakannya tidak begitu terhindar dari hujan serta kecipratan air di jalan.
2. Rentan resiko terjadi kecelakaan, bukti nyata dari adanya kasus yang terjadi di Bogor akibat terjerat tali jas hujan yang selip dalam roda sepeda motor korban.
3. Mengganggu aktivitas si pengendara sendiri, yakni kibaran jas hujan ponco yang melambai dapat menghalangi lampu rem ataupun sein di belakang dan depan. Apalagi bila terjadi belokan atau rem mendadak, maka dari arah belakang tidak dapat melihatnya karena tertutup oleh jas hujan itu sendiri.
*   *   *

sumber :



Tewas Terjerat Tali Jas Hujan Sendiri
TMC 
 Dibaca : 315 kali | Komentar: 0
Bogor, Warta Kota
ASEP Rahmat (45) seorang tukang ojek yang biasa mangkal di pertigaan Batutulis, Bogor Selatan tewas setelah lehernya terlilit tali jas hujan yang dikenakannya. Peristiwa mengenaskan yang merenggut nyawa Asep, terjadi saat korban melintas di Jalan Raya Pajajaran depan Bale Binarum, Bogor Timur.
Pada Rabu (12/10) petang sekitar pukul 17.00 dalam kondisinya memang sedang hujan deras. Diduga, Asep tidak menyadari kalau bagian ujung jas hujannya masuk ke putaran roda. Akibatnya, tubuh korban tertarik jas hujan model ponco dan terlempar dari motor yang dikendarainya. Asep tewas dengan kondisi tali jas melilit lehernya.
Untuk penyelidikan, petugas Unit Laka Satlantas Polres Bogor Kota membawa jenazah ke RS PMI Bogor. Kepala Unit Laka Satlantas Polres Bogor, Ipda Subandi menjelaskan, kecelakaan yang menewaskan korban terjadi saat tukang ojek itu mengendarai motornya saat hujan deras.
"Jas hujan yang dipakai korban model batman. Saat mengendarai motor, bagian ujungnya masuk ke roda kemudian menarik tubuh korban hingga terjatuh ke aspal," ujar Subandi.
Subandi menjelaskan, hasil penyelidikan di lokasi kejadian, diduga korban tewas karena lehernya terjerat tali jas hujan yang dipakainya. Ini dibuktikan dengan wajah korban yang membiru dan leher menjulur.
"Tapi, untuk penyelidikan penyebab kematian korban, jenazahnya kita bawa ke RS PMI," katanya.
Subandi menghimbau pengendara motor tidak menggunakan jas hujan jenis ponco yang sewaktu-waktu bagian ujungnya bisa masuk ke putaran roda. "Sebaiknya gunakan jas hujan yang ada celana serta jaketnya, lebih praktis dan aman," katanya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, kejadian itu bermula saat korban mendapat penumpang yang minta diantarkan ke Terminal Baranangsiang. Karena hujan deras, korban yang merupakan warga Batutulis RT 03/ 07 Desa Batutulis, Bogor Selatan, mengenakan jas hujan model ponco.
Setelah mengantar penumpang ke terminal, korban yang mengendarai motor Honda Supra Fit nopol F 2179 BD kembali ke pangkalan ojeknya di pertigaan Batutulis. Dari terminal, Asep melintasi Jalan Pajajaran. Tepat di depan Karaoke Happy Pupy, tiba-tiba jas hujan yang dipakai korban terbelit roda belakang.
Seketika tubuh korban tertarik putaran roda belakang dan terjatuh ke aspal. Selain menarik tubuh korban, jas hujan juga melilit leher pria itu hingga korban tidak bisa bernafas.
Sementara itu, Siti Masitoh (38) istri korban yang datang bersama kakak Asep, Ratnaingsih (50) ke RS PMI menangis histeris begitu melihat kondisi korban. Siti tidak menyangka kalau suaminya meninggal dengan cara seperti itu.


sumber :

Tidak ada komentar: